MENINGKATKAN DAYA SIMAK

Goodpeople-- Kali ini saya ingin berbagi makalah bahasa indonesia yang berjudul meningkatkan daya simak. Bagaimanakah meningkatkan daya simak kita ? Silakan langsung baca yang di bawah ini :)



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Untuk meningkatkan daya simak tersebut banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang meningkatnya keterampilan menyimak para siswa. Kita dapat menggunakan aneka pengalaman audio untuk mempertinggi kemampuan menyimak dan aneka kegiatan peningkat daya simak lainnya. Tidak hanya dari kegiatan dan pengalaman saja untuk meningkatkan daya simak para siswa, tetapi sikap guru juga turut mempertinggi daya simak siswa.

Seorang guru khususnya guru menyimak harus mempunyai kualifikasi yang baik atau baik sekali, tentunya dengan beberapa tuntutan yang dapat membantu kita dalam melakukan pengajaran. Guru menyimak harus dapat menyimak dengan baik dan benar. Itulah  syarat yang harus di penuhi agar menjadi seorang guru yang dapat membantu meningkatkan daya simak peserta didiknya.

Selain itu, banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menjadi penyimak efektif, dengan catatan kita harus selalu berupaya melatih diri kita menjadi penyimak tepat guna. Kurangnya perhatian kepada pembicara merupakan kendala bagi menyimak yang efektif. Tapi jangan biarkan kendala tersebut di biarkan begitu saja secara berkesinambungan. Setiap orang pasti ingin meningkatkan daya simaknya, kita dapat menerapkan beberapa kaidah yang dikemukakan oleh beberapa pakar tentang kemajuan atau peningkatan kegiatan menyimak.

1.2  Rumusan Masalah

Berawal dari latar belakang tersebut, kita akan memperbincangkan hal apa saja yang berkaitan dengan peningkatan daya simak, antara lain :

1.      Aneka pengalaman audio pemertinggi kemampuan menyimak

2.      Aneka kegiatan peningkat daya simak

3.      Sikap guru yang turut mempertinggi daya simak siswa

4.      Kualifikasi guru dalam bidang menyimak

5.      Upaya menjadi penyimak efektif

6.      Cara mengatasi kendala dalam kegiatan menyimak, dan

7.      Aneka kaidah kemajuan menyimak

1.3  Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan disusunnya makalah ini, yaitu diharapkan pembaca dapat mengetahui,memahami, serta menguasai beberapa hal antara lain adalah sebagai berikut :

1.      Berbagai pengalaman-pengalaman audio serta  kegiatan-kegiatan yang akan turut mempertinggi daya simak para siswa.

2.       Dapat menerapkan aneka kegiatan peningkat daya simak.

3.      Sikap guru terutama guru menyimak yang dapat mempertinggi daya simak siswa harus memenuhi beberapa kualifikasi yang telah di tentukan.

4.      Harus dapat memenuhi kualifikasi guru dalam bidang menyimak.

5.      Berupaya menjadi penyimak efektif untuk memperoleh kemajuan.

6.      Dapat mengatasi kendala dalam kegiatan menyimak

7.      Dapat menerapkan kaidah-kaidah kemajuan menyimak.

1.4  Manfaat

Penyusunan makalah ini mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut :

1.      Dapat membantu mempertinggi daya simak.

2.      Memahami cara-cara untuk mempertinggi daya simak dengan melakukan aneka kegiatan-kegiatan.

3.      Dapat menjadi guru menyimak yang baik, dan

4.      Dapat menjadi penyimak efektif dengan cara mengatasi kendala-kendala menyimak menggunakan kaidah-kaidah untuk meningkatkan daya simak.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aneka Pengalaman Audio Pemertinggi Kemampuan Menyimak

      Tidak dapat di sangkal lagi bahwa pengalaman-pengalaman audio pun dapat meningkatkan daya simak seseorang. Diantara pengalaman-pengalaman serta kegiatan-kegiatan yang akan turut mempertinggi daya simak para siswa yaitu:

1)      Menyimak pada guru apabila dia:

a)      Memperkenalkan bunyi-bunyi ,urutan-urutan bunyi,pola intonasi,dan ucapan dengan tekanan serta jeda yang konstrastif.

b)      Memberikan petunjuk yang ada hubungannya dengan kegiatan kelas sehari-hari,misalnya:mencatat kehadiran,memberikan pekerjaan rumah,dan tugas-tugas lainnya.

c)      Memberikan kalimat- kalimat    ,atau sebabak drama secara lisan.

d)     Memberikan isyarat atau mengemukakan pertanyaan untuk memancing response serta reaksi yang tepat dalam kegiatan pola bahasa.

e)      Menceritakan suatu kisah , dongeng , atau fiksi lainnya.

f)       Membacakan suatu paragraph ,puisi , atau sebabak drama secara lisan.

g)      Memperagakan atau menirukan suatu dialog.

h)      Bercerita suatu kejadian yang pernah terjadi pada dirinya sendiri atau orang lain.

i)        Menentukan situasi dialog,film,atau siaran radio dan televisi dan sebagainya.

j)        Mengadakan suatu imla atau dikte

k)      Memberian suatu latihan menyimak pemahaman

l)        ceramah  mengenai beberapa aspek kebudayaan

2)      menyimak  pada para siswa lainnya, yaitu memberi petunjuk-petunjuk ,mengemukakan pertanyaan-pertanyaan ,memberikan rangkuman-rangkuman, menceritakan suatu kejadian atau insiden .

3)      turut serta mengambil bagian atau peranan dalam suatu dramatisasi atau dialog tertentu.

4)      Menyimak pada para pembicara yang di undang.

5)      Menyimak pada rekaman-rekaman bahkan ucapan, struktur atau kosa kata;pada imla;latihan-latihan pemahaman, puisi, pidato ,nyanyian,atau lakon-lakon berkali-kali,berulang-ulang sehingga merak mendapat  isi keseluruhan, dapat mendahului atau ‘’menambah’’ apa kira-kira yang ingin mereka dengarkan.

6)      Menyimak pada rekaman-rekaman fonograf.

7)      Menyimak pada film-film bicara beberapa kali,dan acara-acara radio ,televise yang terpilih.

8)      Ikut serta dalam percakapan telepon.

9)      Mewawancarai,mengadakan Tanya – jawab,

10)  Menghadiri kuliah ,ceramah, konferensi,dan pertemuan-pertemuan;perkumpulan bahasa asing.

11)  Turut berpartisipasi dalam kegiatan spontan.

12)  Turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan diskusi.

13)  Pergi menonton dalam permainan-permainan bahasa(Finocchiaro & Bomono 1973:108- 9)

2.2 Aneka Kegiatan Peningkat Daya Simak

      Pembicaraan kita disini terbatas pada kegiatan-kegiatan peningkatan daya menyimak konfersasif,apresiasif,eksplorasif,dan konsentratif saja.

2.2.1 Menyimak konsevatif

Adapun prosedur-prosedur yang dapat kita manfaatkan sebagai berikut:

a)      Menyiagakan,

b)      Mengadakan norma-norma .

c)      Membuat rekaman percakapan.

d)     Membuat suatu daftar norma- norma.

e)      Mengevaluasi percakapan- percakan kelas.a rasa.

f)       Mendorong  member kesempatan kepada wakil- wakil kelas untuk mengadakan evaluasi.

2.2.2 Menyimak apresiatif

Ada dua aspek yang berbeda dalam kegiatan menyimak apresiatif  ,yaitu:

a)      Keresponsifan ,dan

b)      Pengolahan serta pengembangan cita rasa.

Membaca nyaringatau membaca bersuara sering kali merupakan latar belakang bagi menyimak responsive atau menyomak apresiatif apabila penyimak:

a)      Membuat sketsa atau bagan  suatu kartun asli seorang tokoh atau situasi yang dilukiskan dalam suatu cerita.

b)      Memantomimkan ,memainkanboneka atau wayang, atau mendramatisasikan secara spontan sebagai suatu response terhadap suatu cerita yang sudah di simaknya.

c)      Secara individual menceritakan ataumenulis suatu kesimpulan atau akhir original.

d)     Membuat latar belakang.

Dalam upaya meningkatkan serata mengembangkan cita rasa para siswa dalam santapan menyimak ini maka kegiatan-kegiatan berikut ini kiranya dapat member bantuan yang bermanfaat:

a.       Membuat pita rekaman rekaman berbagai cerita dan puisi yang di gemari para siswa.

b.      Melikis atau menggambar pemandangan-pemandangan.

c.       Membuat ‘’pawai sukses’’ kelas yang bersamaan dari pertunjukan-pertunjukan radio dan televise setempat.

d.      Menyelidiki pendapat umum mengenai berbagai preferensi.

e.       Membuat selembaran penilaian.

f.       Membentuk suatu komiteatau panitia yang akan memberikan pengumuman.

2.2.3 Menyimak Eksplorasi

            Cara yang baik untuk membantu para siswa menyimak suatu informasi adalah melihat apakah mereka menyimak dengan suatu pernyataan atau masalah dalam hati. Juga, apakahmereka mempunyai suatu maksud eksplesit bagi kegiatan menyimak yang akan mereka lakukan itu.

            Suatu bentuk menyimak yang relative lebih maju bagi informasi adalah penentuan ide pokok dalam suatu pilihan yang baru saja di dengar.

            Kegiatan-kegiatan tunggal dalam latihan-latihan menuntut para siswa:

a.       Memilih topic pusat yang sebenarnya.

b.      Latihan yang lebih lanjut lagi dalam menemka ide-ide pokok didasarkan pada pilihan-pilihan yang terdiri atas tiga empat bagian.

c.       Menuliskan dalam urutan yang wajar dalam suatu topic.

d.      Menulis suatu pernyataan bagi masing-masing siswa.

e.       Memilih topic-topik inti.

f.       Memilih kalimat yang baik untuk mengekspresikan tema tersebut.

g.      Menuliskan tema tersebut secara bebas.

h.      Menulis rangkuman-rangkuman.

2.2.4 Menyimak Konsentratif

            Bentuk lain dari menyimak konsentratif adalah sebagai berikut :

a.       Permainan sederhana yang mengikutsertakan anak-anak mengulangi apa-apa yang telah dikatakan dalam pernyataan-pernyataan komulatif para siswa terdahulu, contoh :

Ani : “Saya membeli jeruk.”

Ana : “Saya membeli jeruk dan pisang.”

Ina : “Saya membeli jeruk, pisang dan mangga.”

Ida : “Saya membeli jeruk, pisang, mangga dan durian.”

Permainan ini berlangsung terus selama daftar komulatif lengkap dan dalam susunan yang benar.

b.      Tugas kedua yang menarik adalah memantomimkan suatu cerita (yang terdiri atas tiga atau empat adegan) yang telah disajikan secara lisan.

c.       Suatu tugas alternatif adalah penceritaan kembali cerita tersebut dalam urutan yang wajar.

d.      Alternatif lain adalah membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan-adegan cerita tersebut.

Penempatan ide utama serta penentuan urutannya adalah memperhatikan rencana organisasi pembicara, serta cara mengemukakan suatu pembicaraan, seperti lelucon untuk menarik perhatian serta membuat para pendengar santai.

Mengiringi pengalaman penting dalam menganalisis kuliah-kuliah tertulis, hendaknya menganalisis cuplikan rekaman singkat atau pidato tertulis yang dibacakan guru.

1.      Mereka akan memperhatikan tipe pendahuluan.

2.      Mereka akan mengamati atau mengawasi kata-kata tradisional yang menuju ke arahpokok penting berikutnya.

3.      Mereka akan bersiap-siap terhadap rencana pembicara untuk mengulangi pokok-pokok yang telah dibuatnya sebelum mengemukakan pokok berikutnya.

4.      Mereka akan memperhatikan tipe kesimpulan seperti rangkuman atau cerita ilustrasi yang menunjukkan pokok-pokok yang telah dibuat oleh pembicara.

5.      Dalam latihan lainnya yang menarik, para siswa yang lebih tuaakan menyimak pendahuluan suatu pidato seorang pembicara terkenal dan mencoba meramalkan pokok-pokok yang akan dikemukakannya.

Hal-hal lain yang agak berhubungan dengan pengalaman-pengalaman dalam memperhatikan ide-ide penting dan rencana organisasi pembicara adalah aktivitas-aktivitas dalam memperhatikan detail-detail ilustratif :

1.      Sebelum menyimak, hendaknya mereka menulis suatu topik atau suatu  kalimat untuk menggambarkan setiap detail ilustratif penting.

2.      Para siswa dapat menyimak detai-detail ilustratif yang akan membantu mereka untuk membuat suatu bagan  yang  tepat atau gambar terperinci pada suatu gambar dinding.

Salah satu dari pelajaran penting yang harus dipetik oleh anak sekolah yang masih muda ialah perbedaan antara fakta dan fantasi, fakta dan opini serta kenyataan dan pendapat. Untuk mencapai maksud tersebut,maka para siswa menengah dan atas dapat memeriksa keotentikan pernyataan dalam situasi berikut ini :

a.       Para siswa dapat mengemukakan pendapat yang spontan dan kemudian memperoleh fakta untuk membuktikan pendapat lisan mereka.

b.      Guru dapat menemukan pernyataan yang mencampurbaurkan fakta dan opini yang masuk akal, kemudian menyuruh siswa menyimak opini dan fakta yang tidak dapat dibantah lagi.

c.       Guru dapat membacakan pernyataan opini opini singkat dengan pemahaman, agar para siswa menulisnya kembali ke dalam pernyataan yang faktual.

d.      Para siswa dapat menyimak kuliah atau acara radio dan televisi, serta mencatat contoh opini sebagai fakta yang nyata.

e.       Para siswa kelas tertinggi yang paling pintar dan cakap dapat mengecek dari pembicaraan mereka beberapa contoh opini yang telah mereka nyatakan sebagai fakta.

f.       Para siswa tersebut dapat mengumpulkan serta menyusun frasa yang digunakan oleh para pembicara untuk menyembunyikan hal yang dapat diperdebatkan dalam pernyataan mereka dan membuat semua itu seolah-olah bersifat faktual.

g.      Seorang anggota panel atau penyanggah dapat mengutip beberapa pernyataan yang tidak sesuai dengan konteks dan memberika kesan yang salah kepada para pendengarnya jika pendengar tidak membuat suatu penilain yang bijaksana dan objektif terhadap fakta kutipan tersebut.

Para  iswa lainnya mungkin beranggapan bahwa hal-hal serupa itu amat menarik serta membangkitkan minat sebab dalam kegiatan-kegiatan tersebut mereka belajar menyimak bahasa emosif.

2.3 Sikap Guru Turut Mempertinggi Daya Simak Siswa

            Sikap guru yang bagaimanakah yang turut meningkatkan daya simak para siswa ? R.G. Nicholas dan Leonard A. Stevens dalam buku mereka yang berjudul “ Are You Listening ? “  memberika saran-saran atau petunjuk-petunjuk berikut ini :

1)                  Sediakanlah waktu untuk menyimak. Apabila seorang siswa mengalami kesukaran atau ingin berbicara, berilah dia kesempatan kalau keadaan memungkinkan. Kesempatan seperti itu akan membantu menjelaskan komunikasi dua arah antara guru dan anak didik.

2)                  Berilah perhatian. Apabila seseorang sedang mencurahkan isi hatinya, biarkanlah mengalir keluar tanpa gangguan apapun. Guru yang bijaksana akan mencoba menyatakan bahwa dia mau memahami orang itu.

3)                  Berikanlah reaksi lisan yang wajar. Pada saat seseorang sedang mencurahkan isi hatinya, guru yang bijaksana tetap diam,menganggukan kepala, kalau perlu mempergunakan aneka reaksi lisan seperti “Ooo”, “Ya”, atau “Begitu”.

4)                  Jangan mengorek-ngorek  fakta  tambahan. Perlu disadari benar bahwa ada perbedaan antara kesudian, kerelaan menyimak dan keingintahuan. Tujuan guru dalam menyimak bukanlah untuk memperoleh (apalagi mengorek-ngorek) informasi.

5)                  Jangan menilai apa yang telah dikatakan. Si pembicara akan menjelaskan masalahnya melalui ujaran, melalui pencurahan isi hati, kemudian haruslah menegaskan cara penyelesaian alternatif. Guru bijaksana akan menghindarkan pertimbangan moral dan godaan untuk menasihati.

6)                  Jangan menghilangkan kepercayaan akan kemampuan si pembicara untuk memecahkan serta menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri. Guru yang arif-bijaksana sadar bahwa sebenarnya si pembicara membicarakan hal-hal bersama dirinya seperti halnya dia berbicara dengan kita. (Nichols and Stevens, 1957 via Anderson, 1972 : 72 ).

Disamping hal-hal yang telah dikemukakan di atas itu, alangkah bijaksananya bila sang guru memulai instruksi atau pelajaran menyimak dengan menentukan norma-norma, menetapkan ukuran-ukuran. Ukuran tersebut dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Para siswa dapat belajar serta mengetahui bahwa seseorang dapat disebut sebagai penyimak baik kalau dia memenuhi norma-norma seperti berperilaku sopan, memperoleh fakta-fakta, benar0benar memusatkan perhatian, menyimak dengan pertimbangan sehat, dan dapat memanfaatkan apa yang disimaknya.

Kegiatan-kegiatan dalam kelaspun dapat memberi penekanan pada keterampilan-keterampilan menyimak yang kita harapkan, di antaranya akan kita jelaskan di bawah ini.

(1)               Kembangkan serta biasakanlah secara rutin memberi petunjuk-petunjuk sekali saja dalam suatu pelajaran.

(2)               Sering-seringlahmempergunakan ujian lisan yang menuntut jawaban lebih dari satu kata.

(3)               Suruh para siswa membuat review lisan terhadap pelajaran hari sebelumnya yang ditujukan bagi anak yang bebas pada hari itu.

(4)               Latihlah para siswa membuat rangkuman lisan dari suatu informasi yang disajikan dalam suatu film.

(5)               Bacakanlah suatu paragraf deskriptif, lalu suruh para siswa melukis adegan-adegan yang terdapat di dalamnya kemudian bacakan kembali cerita tersebut.

(6)               Lakukan suatu permainan lisan dengan memberikan instruksi yang mengandung kesukaran bertahap.

(7)               Suruh murid berpasang-pasangan saling mewawancarai minat masing-masing.

(8)               Permainan lisan yang berjudul “ Anak Rajin ” direncanakan untuk menantang anak-anak menulis seluruh kalimat dari suatu dikte.

(9)               Kesempatan menyimak kedua kalinya pun ternyata dapat berguna bagi telaah-telaah sosial.

(10)           Permaianan “ Si Anak Hilang ” sangat baik untuk pemerian lisan dan menyimak.

2.4 Kualifikasi Guru Menyimak

            Keberhasilan seorang guru bahasa ­­lebih-lebih guru yang masih muda dan yang baru berdiri di muka kelas pada umumnya, dia harus memenuhi beberapa tuntutan-tuntutan.

2.4.1 Tuntutan bagi Guru

            Guru-guru muda sering kali bertanya, “Apakah yang dinilai oleh seseorang bila dia mengunjungi seorang guru sedang   mengajar di muka kelas ?” Paling sedikit ada tujuh bidang utama yang dapat diamati serta dievaluasi oleh para pengawas, oleh para kepala sekolah.

a.                   Persiapan dan Rencana

Persiapan yang baik terhadap bahan yang akan disajikan dan metode penyajian yang

Sesuai untuk itu sangat penting bagi pengajaran yang efektif. Kurangnya persiapan

seorang guru biasanya agak jelas terlihat oleh seorang penilai di dalam kelas.

b.                  Pengenalan dan Penghargaan terhadap Perbedaan Individual

Memang harus diakui bahwa pengenalan dan penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan individual para siswa hampir-hampir merupakan insting para guru yang baik.

c.                  Motivasi

Beberapa orang guru jauh lebih bersemangat dan bergairah daripada yang lainnya dalam bidang motivasi ini dan menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak didik mereka.

d.                 Penguasaan Bahan Pengajaran

Penguasaan bahan dan bahasa serta kemampuan mereka menanamkan pengertian materi pelajaran kepada para siswa merupakan cerminan bagi bidang ini.

e.                  Teknik Mengajar

Teknik yang lebih cenderung mempergunakan pendekatan atau ancangan yang positif daripad yang negatif. Metode-metode mengajar yang beraneka ragam, dan mempergunakan alat-alat peraga (gambar, film, sdan sebagainya).

f.                   Pengawasan Kelas

Para guru mempergunakan siasat yang berbeda-beda dalam mengawasi kelakuan anak didik mereka di dalam kelas.

g.                  Suasana Kelas

Pengawas yang terlatih dan berpengalaman hanya memerlukan beberapa menit saja dalam suatu ruangan untuk melihat apakah program berlangsung dengan baik atau tidak.

Selain itu, seorang guru juga harus mempunyai disiplin. Hanya guru yang berdisiplin sajalah yang dapat menanamkan disiplin yang baik kepada anak-anak didiknya. Peraturan yang sederhana,langsung, dan ketat memang sangat penting bagi pengawasan kelas. Kemudian ada sepuluh gagasan yang dapat menolong para guru, lebih-lebih guru muda, yakni :

a.                   Mulailah dengan tepat dan benar. Ciptakanlah suatu kesan yang baik, bahwa sekolah merupakan suatu tempat yang menyenangkan, penuh dengan persahabatan, tetapi dengan pengawasan yang ketat dan efisien.

b.                  Hindarkanlah kondisi penimbul kekacauan. Buatlah rencana yang rapi, siapkan bahan yang diperlukan, sabar, tenang dan jagalah martabat, usahakan variasi serta kejutan dalam program Anda.

c.                   Jangan biarkan peristiwa atau hal kecil terus berlangsung tanpa koreksi dan perbaikan. Jangan biarkan “keleleran” menjadi suatu kebiasaan. Hal yang tidak teratur, lama-kelamaan mereka menjadi terbiasa.

d.                  Berlaku dan bertindaklah bijaksana. Kebijaksanaan kadang-kadang lebih efektif dalam membimbing anak-anak daripada terhadap orang dewasa.

e.                   Berbaik-hatilah selalu. Guru yang tenang dengan penuh kejenakaan dan selalu senyum-simpul menghadapi anak-anak, dapat menyelesaikan perselisihan.

f.                   Bersikap adillah selalu. Ketidakadilan yang diperbuat oleh seorang guru menimbulkan kesan yang buruk bagi anak-anak, dan selalu akan diingat oleh mereka.

g.                  Bergiatlah selalu. Bekerjalah dengan giat melakukan hal-hal yang penting tanpa pamrih sampai tercapai tujuan yang diinginkan.

h.                  Bertindaklah secara konsekwen. Jangan membuat peraturan yang ketat pada suatu hari, sedangkan pada hari lain tidak dituruti lagi.

i.                    Bertindak secara tegas; berani membuat keputusan. Para guru pun kadang-kadang mengeluh, tetapi tidaklah baik membiarkan anak-anak mengetahui hal itu. Keputusan yang tenang sering menyelamatkan situasi yang gawat.

j.                    Hindarilah konflik-konflik. Bila suatu konflik timbul antara guru dan murid, sebaiknya guru memberikan beberapa kelegaan mental. Salah satu cara yang paling sederhana menyelesaikan masalah itu ialah dengan jalan memberi anak itu suatu pilihan : “salah satu dari dua pilihan”. Jangan dikatakan, kamu harus dan mesti...”, tetapi “ini harus terjadi atau....”.

Demikianlah secara pintas perbincangan mengenai kualifikasi umum seorang guru. Kualifikasi guru bahasa, khususnya dalam bidang menyimak, Streeing Committee of the Modern Language Association telah menetapkan bahwa untuk menyimak ada tiga tingkatan, yaitu :

2..4.2 Kualifikasi Minimal

            Apabila dia memiliki : “Kemampuan untuk menangkap pengertian tentang sesuatu yang dikatakan atau diucapkan penutur asli yang terpelajar apabila diamengucapkannya secara hati-hati dan berbicara secara sederhana mengenai suatu pokok atau subjek yang umum.”

2.4.3 Kualifikasi Baik

            Apabila dia memiliki : “Kemampuan untuk memahami percakapan, pembicaraan yang mempunyai kecepatan yang sedang pada kuliah dan ceramah, siaran-siaran berita pada radio dan televisi.”

2.4.4 Kualifikasi Baik Sekali

            Apabila dia memiliki : “Kemampuan untuk mengikuti dengan cepat dan teliti serta mudah memahami semua jenis ujaran baku, seperti percakapan yang cepat atau percakapan kelompok, sandiwara, dan bioskop.”

(Lado, 1976 : 230; Finocchiaro dan Bonomo, 1973 : 28).

2.5 Berupaya Menjadi Penyimak Efektif

            Banyak upaya yang dapat dilakukan, adalah sebagai berikut :

a.       Berupayalah mengembangkan kemauan dan keikhlasan untuk menyimak lebih lama dan lebih sering.

b.      Berupayalah menyimak dengan penuh rasa hormat kepada pembicara dan melakukan umpan balik agar kita mendapatkan masukan dari pembicaranya.

c.       Berupayalah menyimak seseorang tanpa evaluasi dan keputusan yang terlalu dini.

d.      Berupayalah menyimak secara analitis dengan perilaku tanpa membela diri terhadap pembicara; jauhkanlah prasangka dan perkecillah stereotip-stereotip yang ada.

e.       Berupayalah menyimak tanda atau isyarat nonverbal dari pembicara dan carilah ketidakkonsekuenanyang dilakukan olehnya (disarika dari : Russe & Black, 1981 : 192).

Jika kita selalu berupaya menempa diri sendiri menjadi penyimak tepat guna, berarti kita telah meningkatkan dan mempertinggi daya simak kita. Karena hal itu merupakan salah satu cara untuk memperoleh kemajuan.

2.6 Mengatasi Kendala Menyimak

            Kurangnya perhatian kepada pembicara merupakan kendala bagi penyimak efektif. Selain ituterdapat pula sejumlah faktor kendala yang berasal dari dalam diri penyimak. Jangan biarkan kendal tersebut secara terus-menerus. Caranya, sebagai berikut :

a.          Jauhkanlah sifat egosentris dlam kegiatan menyimak karena mengurangi perhatian kepada pembicara.

b.        Jangan enggan untuk turut berpartisipasi dan terlibat dengan orang lain dalam kegiatan diskusi.

c.         Jangan takut dan khawatir bahwa komunikasi lisan dapat mengubah pendapat dan pikiran kita.

d.        Jangan malu-malu dalam meminta penjelasan dari pembicara mengenai hal yang belum kita pahami.

e.         Jangan terlalu lekas merasa puas dengan penampilan luar pembicara. Yang perlu diperhatikan adalah pikiran, pendapat, gagasan, dan konsep mengenai sesuatu.

f.         Jangan membuat pertimbangan yang gegabah dan ceroboh terhadap makna yang dikemukakan oleh pembicara.

g.        Hindarilah sebisa mungkin kebingungan semantik, denagn cara bertanya kepada orang lain atau mencari makna suatu kata baru atau asing dalam kamus.

(disarikan dari : Russel & Black, 1981 : 187).

2.7 Aneka Kaidah Peningkatan Menyimak

            Wajar jika setiap orang ingin meningkatkan daya simaknya. ada pakar yang mengemukakan beberapa kaidah bagi kemajuan atau peningkatan kegiatan menyimak, antara lain :

a.         Kembangkan dan tingkatkanlah keinginan untuk menyimak. Tanpa keinginan dan minat yang besar tidak mungkin dapat memberikan perhatian yang baik kepada pembicara.

b.        Bangunlah kebiasaan-kebiasaan menyimak yang baik. Jadikanlah menyimak itu menjadi suatu kebutuhan , suatu buday dalam kehidupan kita.

c.         Berikanlah perhatian yang besar dan wajar pada pembicara dan pembicaraannya agar kita dapat memetik hikmah dari dalamnya.

d.        Jangan dulu memberi penilaian atau evaluasi terhadap pembicara dan materinya sebelum dia selesai berbicara.

e.         Simaklah gagasan serta konsep pembicara. Kita perlu mengetahui isi dan bobot pembicaraannya, bernilai atau tidak.

f.         Manfaatkan dan gunakanlah kecepatan berfikir secara wajar, tepat, dan juga menuju sasran.

g.        Manfaatkanlah waktu luang dengan bijaksana sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia tanpa guna, manfaatkanlah kedua telinga anugerah Tuhan Yang Maha Penyimak (disarikan dari : Hunt, 1981 : 21 – 4 ).



BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a.    Pengalaman-pengalaman audio serta kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang daya simak. Misalnya kita dapat melakukan menyimak rekaman-rekaman fonograf pelajaran-pelajaran yang sama.

b.    Kegiatan lainnya untuk meningkatkan daya simak, yaitu dapat dengan menggunakan menyimak konservatif, menyimak apresiatif, menyimak eksploratif, menyimak konsentratif serta dengan melakukan latihan-latihan yang telah di persiapkan oleh guru.

c.    Dapat kita lihat bahwa sikap guru dapat memengaruhi para siswa, inklusif terhadap menyimak. Sikap guru yang disiplin, dengan selalu menentukan norma-norma dapat membantu meningkatkan daya menyimak para siswa.

d.   Untuk membantu meningkatkan daya simak para siswa, tentunya seorang guru terutama guru bahasa harus memenuhi kualifikasi umum dengan ketentuan yang telah di tetapkan sebagai guru bahasa. Khususnya dalam bidang menyimak, ada tiga tingkatan, yakni kualifikas minimal, kualifikasi baik, dan kualifikasi baik sekali.

e.    Menjadi penyimak efektif tidaklah sulit, kuncinya kita harus selalu berupaya melatih diri sendiri menjadi penyimak tepat guna, dan disiplin terhadap diri sendiri untuk memperoleh kemajuan.

f.     Kendala dalam menyimak, terutama faktor kendala yang berada dalam diri kita tidak boleh terus-menerus di biarkan begitu saja, banyak cara yang dapat kita lakukan agar dapat meraih kesuksesan.

g.    Dari kaidah-kaidah yang ada, kita dapat menerapkannya untuk meningkatkan daya menyimak dan dapat juga digunakan untuk mengatasi kendala-kendala menyimak.

3.2 Saran

            Setiap orang pasti ingin meningkatkan daya simaknya. Banyak cara atau kegiatan yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan daya simak. Disiplin juga sangat penting agar kita terbiasa dalam melakukan suatu kegiatan termasuk menyimak.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Tarigan, Henry Guntur. 1968. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Penerbit Angkasa. 
Previous
Next Post »