PERBEDAAN DAN PERSAMAAN UJARAN, RETORIKA, PIDATO, BERBICARA, KHUTBAH, CERAMAH, DAN MENGAJAR

     Retorika merupakan seni berbicara. Ujaran, berbicara, pidato, juga termasuk ke dalam retorika. Lantas apa perbedaan dan persamaannya ? Maka dari itu, saya ingin berbagi contoh artikel bahasa indonesia untuk Goodpeople-- yang mungkin masih belum memahami mengenai perbedaan dan persamaan ujaran, retorika, pidato, berbicara, khutbah, ceramah, dan mengajar


PERBEDAAN DAN PERSAMAAN UJARAN, RETORIKA, PIDATO, BERBICARA, KHUTBAH, CERAMAH, DAN MENGAJAR

A.    Perbedaan ujaran, retorika, pidato, berbicara, khutbah, ceramah, dan mengajar
1.    Ujaran
      Ujaran adalah suara murni (tuturan), langsung, dari sosok yang berbicara. Jadi ujaran itu adalah sesuatu baik berupa kata, kalimat, gagasan, yang keluar dari alat ucap manusia yang mempunyai arti atau makna. Dengan adanya ujaran ini maka akan muncullah makna sintaksis,semantik,dan pragmatik. Berdasarkan hal tersebut, ujaran melekat erat pada setiap kegiatan manusia sehari-hari untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Ujaran selalu berupa lisan, sementara representasi dari ujaran dalam bentuk tertulis.
Contoh :   Nazwa membaca komik.
                 Surat itu telah saya baca.
     Adapun ciri-ciri ujaran dari segi pembuka, isi, dan penutup yakni : (1) Pembuka, biasanya berisi topik umum pembicaraan, baik berupa pertanyaan maupun pernyataan, (2) Isi, biasanya berupa pendapat atau pandangan tentang topik yang dibicarakan, dan (3) Penutup, biasanya berisi hipotesis atau kesimpulan mengenai topik yang dibicarakan.

2.    Retorika
     Retorika adalah teknik pemakaian bahasa seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Dua aspek penting dalam retorika adalah ; pengetahuan mengenai bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik. Retorika merupakan konsep yang digunakan baik dalam pidato, ceramah, khutbah, dan lain sebagainya berdasarkan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. Meskipun begitu, retorika menitiberatkan pada seni oratori atau teknik berpidato.
     Tujuan retorika untuk menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi landasan dari tulisan yang bersifat prosa atau wacana lisan yang berbentuk pidato atau ceramah,untuk mempengaruhi sikap dan perasaan orang. Prinsip-prinsip mengenai komposisi pidato yang persuasif dan efektif, maupun ketrampilan yang harus dimiliki seorang orator. Prinsip-prinsip mengenai komposisi prosa pada umumnya, baik yang dimaksudkan untuk penyajian lisan maupun untuk penyajian tertulis, entah yang bersifat fiktif atau yang bersifat ilmiah.
     Selain itu, terdapat pula ciri-ciri retorika, yakni dari segi : (1) Pembuka, biasanya berisi perhatian agar audience memperhatikan pembicara, (2) Isi, biasanya berupa pengungkapan suatu hal yang menarik dan permasalahan yang menarik minat audience agar tetap memperhatika si pembicara, dan (3) Penutup, biasanya berisi kesimpulan yang bertujuan pada pengarahan oleh si pembicara pada audience dengan tujuan persuasi.
Contoh :   Pidato persuasif, ceramah, khutbah, dan lain sebagainya.

3.    Pidato
     Pidato ialah suatu ucapan dengan memperhatikan susunan kata yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pidato didefinisikan sebagai (1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak; (2) Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Umumnya, kegiatan berpidato memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Memberikan informasi
    Memberikan sebuah pemahaman baru, mengingatkan, atau memberikan informasi kepada khalayak ramai.

2. Persuasif atau mengajak
    Mempengaruhi khalayak ramai agar dengan senang hati mengikuti apa yang kita harapkan dan apa yang kita sampaikan.

3. Hiburan atau rekreasi
    Menyenangkan pihak audiens dengan pidato yang kita bawakan sehingga tecapai kepuasan dan kesenangan terhadap apa yang kita sampaikan.
     Ciri-ciri yang terdapat dalam pidato berdasarkan segi pembuka, isi, dan penutup, yakni (1) Pembuka,biasanya berisi sapaan kepada audience (pendengar), ucapan salam pembuka, puji syukur, tujuan pidato, dan pengantar ke arah pokok materi pidato, (2) Isi, biasanya berupa gagasan-gagasan yang hendak disampaikan, dan (3) Penutup, biasanya berisi kesimpulan, ajakan, harapan, salam penutup.
Contoh :   Pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat,  pidato sambutan acara, pidato pelepasan siswa, pidato memperingati hari Kartini, dan lain sebagainya.

4.    Berbicara
     Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang setelah melalui keterampilan menyimak. Tarigan (2008:16) mengungkapkan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Berbicara dapat dilakukan di mana saja dan dengan siapa saja berdasarkan penggunaan bahasa yang baik dan benar. 
     Terdapat pula ciri-ciri dari berbicara dilihat dari segi : (1) Pembuka, biasanya berupa suatu hal yang dapat mengundang minat pendengar, (2) Isi, biasanya berupa inti dari pembicaraan, penyampaian gagasan-gagasan, dan (3) Penutup, biasanya berisi suatu kesimpulan.
Contoh :   Berbicara di muka umum (public speaking), berbicara dengan orang tua, teman, saudara, guru maupun anggota masyarakat lainnya.

5.    Khutbah
     Secara terminologi khutbah adalah ceramah yang menggunakan ajaran agama. Khutbah merupakan kegiatan dakwah yang paling efektif yang bertujuan mengajak orang lain untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan dengan memberi nasihat yang isinya berupa ajaran agama. Khutbah adalah pesan atau nasihat-nasihat agama yang disampaikan dengan memperlihatkan rukun dan tata cara tertentu. Orang yang menyampaikan khutbah disebut khatib. Khutbah biasanya disampaikan di mesjid oleh seorang kyai haji, ustadz, maupun ajengan.
     Khutbah memiliki ciri-ciri dilihat dari segi : (1) Pembuka, yakni berisi ucapan puji syukur, ucapan terima kasih, dan tujuan, (2) Isi, biasanya berupa latar belakang permasalahan, uraian materi pokok, dan (3) Penutup, biasanya berupa kesimpulan, harapan-harapan, permohonan maaf, serta doa restu.
Contoh : Khutbah jumat, khutbah idul fitri, khutbah idul adha, khutbah nikah, dan lain sebagainya.

6.    Ceramah
     Ceramah merupakan kelompok berbicara satu arah; pembicara menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.
     Ceramah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.
     Adapun ciri-ciri dari ceramah dari aspek : (1) Pembuka, berisi ucapan selamat dan syukur, (2) Isi, beerupa hal-hal yang ingin disampaikan, dan (3) kesimpulan.
Contoh :   Ceramah umum, seperti ceramah tentang kepedulian terhadap lingkungan  hidup, ceramah tentang sosialisasi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
  Ceramah khusus, seperti ceramah dalam peringatan maulid nabi, isra mi”raj, dan lain sebagainya.

7.    Mengajar
     Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar mengajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar mengajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
Senada dengan pendapat Sardiman AM (2004:48), menyebutkan bahwa :
Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.

     Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar.    
     Selain itu, terdapat pula ciri-ciri mengajar dilihat dari segi : (1) Pembuka, yakni biasanya berupa kegiatan pendahuluan meliputi salam, doa, mengecek kehadiran siswa, apersepsi, dan mengemukakan tujuan pembelajaran, (2) Isi, biasanya berupa kegiatan inti atau proses pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan, (3) Penutup, biasanya berupa kegiatan penyimpulan proses pembelajaran oleh siswa, evaluasi, dan refleksi.
Contoh :   Seorang guru mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X.
Seorang guru mengajarkan keterampilan menulis puisi.

B.    Persamaan ujaran, retorika, pidato, berbicara, khutbah, ceramah, dan mengajar
1.    Merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yakni berbicara.
2.    Mengandung informasi yang akan disampaikan kepada orang lain.
3.    Memiliki tujuan untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain.
4.    Sebagai media berkomunikasi dengan orang lain.
5.    Dapat disampaikan baik melalui lisan maupun tulisan serta secara langsung maupun tidak langsung. 


Nah, Goodpeople-- sekarang sudah tahu kan perbedaan dan persamaan dari ujaran, retorika, pidato, berbicara, khutbah, ceramah, dan mengajar ? Semoga bermanfaat ya :)

Post saya selanjutnya yakni contoh artikel bahasa Indonesia mengenai Bahasa Indonesia dalam Konteks Pendidikan

Previous
Next Post »