MENULIS ESAI

Hai Goodpeople-- Lanjut baca yuuk ke materi buku 8 pengembangan kompetensi menulis bagian ke-7 dengan judul menulis esai. :) Let;s go ...!

JUDUL : MENULIS ESAI

BAB 1   PENDAHULUAN
    1.1  Sejarah Esai
    1.2  Apa Itu Esai ?
    1.3  Prinsip Menyusun Esai
BAB 2   JENIS DAN KARAKTERISTIK ESAI
    2.1  Jenis-Jenis Esai
    2.2  Karakteristik Esai
BAB 3   LANGKAH-LANGKAH MENULIS ESAI
    3.1  Langkah-Langkah Menulis Esai
    3.2  Contoh Esai
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Sejarah Esai
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan. Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja, rendah hati tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya: “Pembaca, ini sebuah buku yang jujur. Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasti segera mereka alami), dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup” (dari “To The Reader”).
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.
Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid) dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan esai.

1.2  Apa Itu Esai ?
Kritik sastra dan esai merupakan suatu cabang dari ilmu sastra dalam pengadaan analisis, penafsiran, serta penilaian sebuah teks sastra. Orang yang melakukannya disebut kritikus sastra. Dia diharapkan memahami terlebih dahulu tentang ilmu sastra sebelum membuat sebuah kritik sastra. HB. Jassin pernah berpendapat bahwa kritik sastra adalah pertimbangan baik atau buruk suatu hasil karya sastra. Oleh karena itu, seorang kritikus sastra akan dianggap sebagai juru obat. Jika karya sastra telah diresensi oleh seorang kritikus terkenal, maka karyanya dianggap bermutu dan bernilai sastra tinggi.
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.

1.3  Prinsip Menyusun Esai
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis kritik dan esai suatu karya sastra, yakni sebagai berikut :
1. Setiap kritikus yang cakap harus memerhatikan berbagai hal yang terdapat pada setiap karya sastra.
2. Kecermatan dalam mengungkapkan berbagai hal yang terdapat dalam karya sastra tersebut tergantung pada tingkat ketajaman perasaan kritikus.
3.  Kritikus agar dapat menangkap kepribadian karya sastra harus melalui rekreasi artistik.
4. Kritikus harus tahu bahasa yang digunakan oleh sastrawan atau harus akrab dengan berbagai jenis gaya bahasa/idiom, komposisi, latar belakang kebudayaan.
Pada prinsipnya menuliskan kritik dan esai berkaitan dengan tiga aspek, yaitu :
1. Aspek historis, yaitu berkaitan dengan watak dan orientasi kesejarahan (mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan sastrawan dan menafsirkan hasrat keinginan berdasarkan minat sastrawan serta latar belakang budayanya).
2. Aspek rekreatif, yaitu menghubungkan apa yang ditangkap/yang telah diungkapkan sastrawan, menuliskan kesan-kesan tentang pengalaman rohani yang diperoleh dari karya sastra yang telah dibaca.
3. Aspek penghakiman, yaitu berkaitan dengan nilai-nilai dan kadar artistiknya. Penentuan nilai harus memenuhi tiga kriteria, yaitu:
a. Estetik, yakni pencapaiannya sebagai karya seni;
b. Epistemik, yakni tentang kebenaran-kebenaran;
c. Normatif, yakni tentang arti kepentingan, keagungan, dan kedalamannya.


BAB II
JENIS DAN KARAKTERISTIK ESAI


2.1  Jenis-Jenis Esai
    Dibawah ini akan diuraikan beberapa jenis esai yaitu esai deskriptif, esai tajuk, esai culikan watak, esai pribadi, esai reflektif, dan esai kritik sebagai berikut :
1.    Esai Deskriptif.
 Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya. Perlu diingat bahwa hmpir setiap objek, fenomena, atau peristiwa dapat dilihat dari sudut yang berbeda oleh individu yang berbeda.
2.    Esai Tajuk.
Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3.    Esai Cukilan Watak.
Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.

4.    Esai Pribadi
Esai ini hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5.    Esai Reflektif.
Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6.    Esai Kritik.
Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

2.2  Karakteristik Esai
    Esai memiliki beberapa karakteristik yakni sebagai berikut :
1.    Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2.    Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3.    Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4.    Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
5.    Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6.    Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.



BAB III
LANGKAH-LANGKAH MENULIS ESAI


3.1  Langkah-Langkah Menulis Esai
    Untuk dapat menulis kritik dan esai dengan baik diperlukan latihan yang terus-menerus. Sebagai langkah-langkah menulis kritik dan esai perlu kalian perhatikan hal-hal berikut :
a. Menentukan tema atau topik yang akan ditulis/dikritik.
b. Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung.
c. Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan yang kontra.
d. Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema.
e. Memulai untuk menulis kritik atau esai.
f. Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi.
g. Mengirimkan ke media massa cetak.
Selain langkah-langkah di atas, secara konkret Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini :
a. Menentukan tema
b. Menentukan bentuk tujuan tulisan (kritik atau esai).
c. Mengumpulkan bahan dan mencari referensi yang mendukung.
d. Membuat kerangka (kritik atau esai).
e. Membuat isi (kritik atau esai).
f. Penutup atau kesimpulan.
Dengan langkah-langkah di atas, Anda dapat menulis kritik dan esai, baik di bidang sastra maupun nonsatra dengan baik. Untuk memperoleh kualitas yang baik, lakukan secara rutin untuk menulis kritik dan esai.
3.2  Contoh Esai    
Pengajaran Tidak Relevan dengan Keahlian Guru
Terhadap Pembelajaran
    Pengajaran pada umumnya merupakan suatu hal yang sangat pentingdalam dunia pendidikan selain mendidik, mengajar juga perlu diperhatikanwalaupun kegiatan akademis yang berkaitan dengan hal-hal kognitif merupakan urutan kedua setelah pendidikan karakter. Pengajaran di sekolah-sekolah yang diterapkan di Indonesia kini mulai menyimpang dan kehilangan arah, karena banyak para pengajar yang hanya sekedar mengajar. Pengajaran tanpa pendidikan akan menghasilkan masyarakat yang pandai tetapi rusak akhlaknya. Sebaliknya, jika mendidik tanpailmu pengetahuan akan menghasilkan masyarakat yang baik tetapi tidak berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
    Realita yang ada di Indonesia yakni permasalahan yang hampir terdapat di setiap sekolah adalah mengenai pengajaran siswa dengan pengajar yang tidak sesuai dengan pendidikan terakhir mereka, mungkin masalah ini sangat menentukan hasil belajar siswa. Sehingga siswa tidak mengalami kemajuan yang berarti dalam pembelajarannya.
    Jika seorang guru atau pengajar tersebut mengajar yang bukan dalam bidang keahliannya, maka semua hasil proses kegiatan belajar-mengajar akan berdampak negatif terhadap siswa karena tidak mendapatkan pengajaran yang semaksimal mungkin dari pelajarannya tersebut.
    Sebagai seorang pendidik, guru harus memiliki persyaratan yang berkaitan dengan kompetensi (kemampuan profesional) dari guru tersebut. Karena kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru akan menentukan kualitas atau mutu dari profesi guru tersebut serta mengimbas kepada para siswanya sehingga menjadi lebih cerdas.
    Menurut saya, solusi dari masalah tersebut yakni para pendidik atau guru harus mengajar sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing agar lebih mudah mengajar dan membimbing siswa dalam belajar karena jika pendidik tersebut mengajar pelajaran bukan merupakan bidang keahliannya maka pendidik itu sendiri akan mengalami ketidaktahuan karena tidak terlalu memahaminya dan para siswa akan mengalami kebingungan serta sulit untuk memahami dan menyerap materi pembelajaran tersebut.


   
DAFTAR PUSTAKA

Rohmadi, Muhammad dan Yuli Kusumawati. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prisip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.
Rahardi, F. 2006. Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature, dan Esai. Jakarta : Kawan Pustaka.


     Bagaimana Goodpeople-- ? Mudah bukan menulis esai ? :) Jangan berpikir bahwa esai itu sulit, maka dari itu harus mencoba dan terus mencoba agar dapat menulis esai yang baik dan bermanfaat. 

Setelah pembahasan ini, materi terakhir yang terdapat dalam buku 8 pengembangan kompetensi menulis adalah Menulis Proposal . Silakan dibaca agar pengetahuannya semakin bertambah, terutama dalam tata cara menulis proposal.


Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar